Moccaapedia – Kebutuhan pasar terhadap daging ayam memang hampir tidak pernah sepi. Tak heran jika banyak yang mencari tahu peluang usaha ayam potong dan analisa usahanya. Permintaan ayam potong umumnya berasal dari bisnis makanan maupun untuk konsumsi acara tertentu.
Potensi bisnis ayam potong termasuk besar dengan hasil yang menjanjikan. Tidak sedikit yang membuktikannya dengan mencoba bisnis ayam potong mulai dari nol. Jika Anda berminat menjalankan bisnis ini, yuk simak ulasan berikut ini terlebih dahulu.
Jenis Ayam Potong untuk Usaha
Sebelum memulai bisnis ayam potong, tentunya kita harus mengetahui jenis ayam apa yang cocok untuk usaha ini. Kebanyakan pengusaha ayam potong memilih ayam broiler dan ayam ras. Keduanya memiliki karakteristik yang cocok untuk dijadikan bisnis ayam potong.
Umumnya, pengusaha cenderung memilih ayam broiler sebagai ayam potong dengan hasil menjanjikan. Namun, bukan berarti ayam ras tidak bisa dipilih sebagai ayam potong. Hanya saja, ayam ras lebih umum dikenal sebagai ayam petelur.
Ayam broiler lebih banyak dipilih karena hanya membutuhkan waktu singkat untuk mencapai masa panen. Bahkan dalam 5 sampai 6 minggu pun sudah bisa dipotong dan dikonsumsi.
Sistem Kemitraan Bisnis Ayam Potong
Bagaimana memulai bisnis ayam potong? Mengingat peluang usaha ayam potong dan analisa usahanya yang banyak diminati, Anda harus memahami sistem kemitraannya dulu. Kemitraan yang dimaksud adalah melaksanakan usaha ayam potong dengan kerja sama.
Sebaiknya bekerja sama dengan peternak ayam potong jika memang tidak memiliki modal besar. Jika biaya yang dimiliki sudah cukup besar, sebenarnya bisa sekaligus membuka peternakan ayam potong.
Namun jika ternyata modalnya minim, sebaiknya melakukan kerja sama dengan pihak peternakan. Tidak perlu khawatir, dengan sistem kemitraan pun Anda bisa mendapatkan keuntungan yang menjanjikan.
Tips Menjalankan Usaha Ayam Potong
Demi kelancaran bisnis ayam potong, sebaiknya cari tahu peluang usaha ayam potong dan analisa usahanya terlebih dahulu. Selain itu, simak beberapa tips menjalankan usaha ayam potong ini sebelum memulainya:
1. Tentukan Lokasi yang Tepat
Pada dasarnya, bisnis ayam potong memang bisa dilakukan dimana pun. Kebanyakan pengusaha ayam potong memilih tempat ramai seperti pasar tradisional. Seperti yang telah diketahui, di pasar harga ayam potong dan bahan makanan lainnya memang lebih murah.
Para konsumen umumnya cenderung memilih pergi ke pasar tradisional untuk mendapatkan harga ayam potong yang terjangkau. Hal ini terbilang wajar mengingat pola konsumen memang menginginkan harga semurah mungkin.
2. Perhatikan Kualitas Ayam Potong
Salah satu hal utama yang akan diperhatikan konsumen ketika membeli ayam potong adalah kualitasnya. Oleh karena itu, usahakan untuk menjual ayam potong yang mamsih segar. Dengan demikian, daging ayam akan terasa lezat untuk dijadikan berbagai jenis masakan.
Tidak hanya itu, ayam potong yang masih segar juga memiliki kandungan nutrisi yang masih utuh. Ayam yang disembelih satu hari sebelum dijual cenderung kurang segar. Warna dan tekstur daging jelas berbeda dan bisa dilihat secara kasat mata.
Daging ayam terlihat pucat sehingga kurang menggugah selera. Oleh karena itu, hindari menjual ayam potong seperti ini karena akan mengurangi kepercayaan konsumen.
3. Teknik Pemotongan
Untuk menjalankan bisnis ayam potong, tentunya Anda harus mengetahui teknik pemotongan yang sesuai. Ayam harus dipotong dengan perkiraan ukuran yang sama. Hindari memotong ayam secara berselang-seling sehingga ukurannya tidak merata.
Teknik pemotongan yang tidak tepat dapat membuat potongan ayam berbeda-beda ukurannya. Jika sudah begini, konsumen akan segan untuk kembali berbelanja ayam potong di kios Anda.
4. Pertimbangkan Harga Pasaran
Sebelum menjual ayam potong, sebaiknya sesuaikan dengan harga yang beredar di pasaran. Hindari mengambil keuntungan terlalu besar sehingga ayam potong sulit dilirik konsumen. Apalagi jika bisnis ayam potong masih termasuk baru, sebaiknya menjualnya dengan harga yang mengikut pasaran.
Walau bagaimana pun juga, konsumen tentu memilih harga yang lebih rendah dengan kualitas tidak jauh berbeda dari sebelumnya. Jika harga yang dijual jauh dibanding harga pasaran, konsumen biasanya enggan untuk kembali lagi. Jadi, tetap pastikan ayam potong yang Anda jual sesuai harga pasaran ya.
Beberapa tips di atas bisa diterapkan bagi yang ingin memulai bisnis ayam potong. Pastikan untuk melaksanakan masing-masing poin secara benar. Hal ini akan menunjang bisnis ayam potong yang dijalankan.
Peluang usaha ayam potong dan analisa usahanya bisa dilihat secara lebih detail melalui ulasan di bawah ini.
Analisa Bisnis Ayam Potong Terupdate
Setelah mengetahui hal-hal seputar bisnis ayam potong, selanjutnya Anda bisa melihat analisanya. Dengan demikian, analisa berikut ini bisa menjadi patokan sebelum memulai bisnis ayam potong.
1. Peralatan yang Dibutuhkan
- Mesin pencabut bulu ayam
- Timbangan
- Meja dan kursi
- Wadah
- Serbet
- Talenan
- Pisau
- Timba
- Peralatan tambahan lainnya
2. Asumsi Penggunaan Peralatan
- Penggunaan mesin pencabut bulu ayam di perkirakan tahan selama 10 tahun.
- Beberapa wadah yang masih bagus untuk 3 tahun kedepan.
- Masa penggunaan serbet selama 1-2 tahun.
- Penggunaan timbangan ayam potong kurang lebih selama 3 tahun.
- Pisau potong dengan masa penggunaan selama 3 tahun.
- Penggunaan talenan pemotongan selama kurang lebih 4 tahun.
- Peralatan timba dengan penggunaan sekitar 3 tahun.
- Penggunaan meja dan kursi untuk tempat usaha selama 3 tahun.
- Peralatan tambahan lainnya dengan masa penggunaan 3 tahun.
3. Menghitung Biaya Penyusutan Barang per Bulan
- Mesin pencabut bulu= 1/30 x Rp5.500.000 = Rp.183.000
- Wadah = 1/30 x Rp85.000 = Rp2.833.000
- Serbet = 1/30 x Rp50.000 = Rp1.666
- Timbangan = 1/30 x Rp750.000 = 000
- Pisau = 1/30 x Rp50.000 = Rp1.666
- Talenan = 1/30 x Rp50.000 = Rp1.666
- Timba= 1/30 x Rp35.000 = Rp1.166
- Meja dan kursi = 1/30 x Rp1.200.000 = Rp40.000
- Alat tambahan = 1/30 x Rp70.000 = Rp2.333
Total biaya penyusutan = Rp. 3.089.997
4. Menghitung Biaya Variabel per Bulan
- Ayam potong = Rp750.000 x 30 = Rp22.500.000
- Biaya listrik = Rp30.000 x 30 = Rp900.000
- Air = Rp15.000 x 30 = Rp450.000
- Kantong plastik = Rp20.000 x 30 = Rp600.000
Total Biaya Variabel = 24.450.000
5. Menghitung Total Biaya Operasional per Bulan
Biaya Operasional = Biaya Penyusutan + Biaya Variabel = Rp27.539.997
6. Menghitung Pendapatan dan Keuntungan per Bulan
Asumsikan penjualan rata-rata per bulan adalah 50 kilogram, maka pendapatannya adalah =
50 kilogram x Rp25.000 = Rp1.250.000
Rp1.250.000 x 30 hari = Rp37.500.000
Dengan pendapatan tersebut, maka keuntungannya adalah =
Laba hasil = Pendapatan – Biaya Operasional
Rp37.500.000 – Rp27.539.997 = Rp9.960.003
Mengingat permintaan daging ayam termasuk yang paling stabil. Terlebih ketika menjelang momen perayaan tertentu, seringkali permintaan terhadap ayam potong membludak. Sehingga membuat bisnis ini menjadi salah satu bisnis yang cukup menjanjikan.
Sementara daging ayam sendiri juga menjadi makanan pokok masyarakat Indonesia. Karena daging ayam sendiri adalah sumber protein yang banyak orang sukai.
Selain itu, ada banyak sekali bisnis atau usaha kuliner yang menggunakan daging ayam sebagai bahan utama. Tidak heran jika permintaan daging ayam tidak pernah sepi. Bahkan bisa meningkat berkali-kali lipat di momen tertentu.
Ulasan mengenai peluang usaha ayam potong dan analisa usahanya di atas bisa menjadi referensi. Terutama bagi yang berminat memulai bisnis dari daging hewan unggas ini.