Moccaapedia – Indonesia kaya akan keragaman hayati mulai dari flora dan fauna. Semuanya memiliki keunikannya tersendiri sehingga terlihat menarik. Contohnya adalah jenis-jenis burung yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Burung adalah hewan dengan populasi tinggi bahkan terdapat kurang lebih 50 miliar ekor. Beberapa negara yang memiliki spesies burung terbanyak adalah Kolombia, Peru, Ekuador, Bolivia, dan Brazil.
Jenis-Jenis Burung
Terdapat 1000 lebih ekor burung di Indonesia yang terbagi menjadi beberapa jenis. Burung-burung di bawah ini juga ada yang memiliki suara merdu sehingga membuat banyak orang ingin memeliharanya. Berikut burung-burung yang terdapat di Indonesia.
-
Burung Cendrawasih
Burung Cendrawasih adalah jenis burung yang memiliki nama lain bird of paradise atau burung dari surga. Mengapa burung ini mendapatkan julukan burung dari surga? Hal ini karena keindahannya yang sangat menawan.
Cendrawasih merupakan jenis burung endemik yang berasal dari Papua. Memiliki warna mata yang sangat cantik yaitu perpaduan antara coklat, merah, dan kuning. Sedangkan pada bulunya ada perpaduan warna hijau, biru, dan hitam.
Sedangkan panjang tubuhnya berbeda-beda antara 15 sampai 110 cm dengan berat 50 sampai 430 gram. Tempat tinggal Cendrawasih adalah di dataran rendah yang berada di Indonesia dan tersebar keluar negeri seperti Papua Nugini dan Australia.
Anda bisa menemukan Cendrawasih bertengger di cabang pohon tinggi seperti pohon beringin. Di pohon-pohon menjulang seperti itulah Cendrawasih tinggal. Adapun sumber makanannya adalah biji-bijian, hewan kecil seperti ulat, dan buah-buahan.
Kondisi alam merupakan penentu keberlangsungan hidup dari Cendrawasih karena mudah mengalami kepunahan. Jenis Cendrawasih yang paling banyak adalah Kuning Besar dengan nama latin Paradisaea apoda.
Kuning Besar merupakan jenis burung yang digunakan sebagai bahan pembuatan hiasan topi wanita. Masyarakat Eropa sering memburu hewan ini karena memang sangat cantik. Suku pedalaman juga menjadikannya sebagai hiasan kepala untuk berbagai acara. Mulai dari upacara adat, menyambut tamu, hingga acara pernikahan.
Masyarakat Papua sangat menjaga keberadaan Cendrawasih karena hampir punah. Selain itu, pemerintah juga menjadikan Cendrawasih sebagai maskot di Papua.
-
Burung Murai Batu
Burung Murai Batu merupakan salah satu jenis-jenis burung yang ada di Indonesia dengan nama latin Copsychus malabaricus atau Kucica Hutan. Ciri-ciri yang paling mencolok dari burung ini adalah suaranya sangat merdu.
Fakta menarik lainnya adalah Burung Murai Batu adalah binatang dengan jiwa petarung tinggi sehingga bisa mempertahankan wilayah yang menjadi habitatnya. Saat terdengar kicauan dari burung lain, Murai Batu langsung berkumpul dan menyerang hewan tersebut.
Cara menyerangnya juga sangat unik yaitu dengan membusungkan dada agar lawan menciut. Namun, Anda tetap bisa memeliharanya karena mudah jinak dan penurut. Asalkan tidak mencuri habitatnya, burung ini akan lunak.
Burung Murai Batu termasuk hewan yang paling sering diburu untuk kepentingan tertentu. Hal ini karena keunikan yang terlihat pada tiga warna di bulunya yaitu jingga, merah, dan hitam. Apabila Anda ingin mencari burung ini bisa datang ke Pulau Sumatera, Kalimantan, dan beberapa daerah di Jawa.
Akan tetapi jumlahnya semakin sedikit sehingga pemerintah memutuskan untuk memeliharanya di Taman Nasional Ujung Kulon. Binatang yang hidup di hutan sekunder ini memiliki ekor panjang mulai dari 27 sampai 30 cm dengan bentuk tubuh bervariasi.
Selain itu, Murai Batu juga pernah mendapatkan penghargaan The Best Songbird pada tahun 1947 karena keindahannya yang luar biasa. Alasan mengapa banyak orang yang memburunya adalah karena kalau laku bisa mendapat keuntungan mencapai puluhan juta rupiah.
-
Burung Elang Jawa
Jenis-jenis burung berikutnya adalah Elang Jawa yang memiliki nama latin Spizaetus bartelsi dan termasuk burung elang dengan ukuran terpanjang. Bentuk fisik Elang Jawa adalah berbadan tegap dengan bulu coklat yang lebat.
Sedangkan bagian kepalanya terdapat hiasan berwarna merah dengan jambul sepanjang 12 cm. Ketika membentangkan sayapnya, akan terlihat sangat lebar mencapai 130 cm. Tidak hanya itu, Elang Jawa juga memiliki suara nyaring yang tinggi.
Sama seperti kedua burung sebelumnya, Elang Jawa adalah binatang yang keberadaannya terancam karena ulah pemburu. Belum lagi hanya bisa bertelur selama dua tahun sekali, membuat jumlahnya terus berkurang.
Jadi, Elang Jawa sekarang berada di hutan lindung atau hutan konversi saja karena pemerintah sangat menjaga keberadaannya. Hanya ada 200 ekor Elang Jawa yang terdapat di Indonesia saat ini.
Tempat tinggal aslinya adalah di hutan dekat pegunungan, perbukitan, serta dataran tinggi setinggi 3.000 meter dari atas laut. Sifat Elang Jawa adalah predator yang memangsa hewan lain seperti tupai, bunglon, kadal, bahkan ular.
Elang Jawa tidak langsung menerkam mangsanya tetapi mengintai mereka lebih dulu dengan cara bertengger di pohon yang lebih tinggi. Tujuannya adalah agar lebih mudah mengetahui lokasi mangsanya. Setelah menemukan mangsanya, Elang Jawa akan langsung menerkam.
Pada tahun 1950, Elang Jawa dinobatkan menjadi lambang negara. Ketika itu, ada sayembara pemilihan lambang negara dan Sultan Hamid II mengusulkan burung garuda. Walaupun usulan tersebut diterima, tetapi mengalami perubahan.
Kemudian Presiden Soekarno mengusulkan untuk menambahkan jambul di bagian kepalanya agar tidak mirip dengan lambang negara Amerika Serikat. Penambahan jambul tersebut memang mirip dengan Elang Jawa.
-
Jalak Bali
Jenis-jenis burung di Indonesia yang keempat adalah Jalak Bali dengan nama latin Leucopsar rothschildi yang berasal dari Bali. Memiliki ukuran tubuh yang tidak terlalu panjang yakni sekitar 25 cm.
Memiliki warna bulu yang dominan putih membuat Jalak Bali tampak sangat cantik. Di area sekitar mata berwarna biru dengan kaki keabu-abuan dan paruh berwarna kuning. Jalak Bali adalah hewan yang hampir punah sehingga perlu dilestarikan.
Oleh karena itu, pemerintah membangun pusat penangkaran khusus Jalak Bali seperti di Taman Nasional Bali Barat, Pulau Nusa Penida, dan Yayasan Bengawan Gianyar.
-
Cica Daun Besar
Cica Daun Besar adalah jenis burung dengan warna kulit hijau yang merupakan binatang endemis. Nama lain dari Cica Daun Besar adalah cucak ijo dengan nama latin Chloropsis sonnerati. Ukurannya memang lebih besar dari pada jenis cica daun lainnya.
Kalau warna kulitnya hijau, warna kepalanya hitam. Hanya saja nasib cica daun besar sama dengan hewan-hewan di atas yang terancam punah. Oleh karena itu, pemerintah melindunginya khususnya yang berada di alam liar.
-
Maleo Senkawor
Burung lain yang juga memiliki keunikan tersendiri adalah Maleo Senkawor dengan nama latin Macrocephalon maleo yang berasal dari Sulawesi. Tidak hanya terdapat di Sulawesi saja, binatang ini juga berada di sebagian kecil Pulau Buton.
Bagian kulitnya berwarna hitam dengan bentuk jambul yang tampak mengeras. Adapun wajah, paruh, dan area sekitar matanya berwarna jingga kemerahan. Lalu bagian tubuh burung ini berwarna merah salem.
Maleo senkawor adalah hewan yang tidak mengerami telurnya namun menguburnya di dalam tanah. Hanya saja jumlahnya sudah semakin berkurang di alam liar sehingga harus dijaga dengan baik.
Melihat jenis-jenis burung di atas sudah terancam punah, penting untuk dilestarikan keberadaannya dengan membuat tempat tinggal khusus. Selain itu, tidak melakukan perburuan liar juga sama dengan menjaga kelestarian fauna.
