Moccaapedia – Penyakit autoimun adalah penyakit yang muncul karena sistem kekebalan tubuh menyerang tubuh seseorang. Di tubuh manusia, sistem imunitas seharusnya menjadi penolong agar tidak terkena penyakit.
Namun, berbeda dengan penyintas autoimun karena sistem kekebalan tubuh salah menilai sel sehat. Sistem imunitas mengira bahwa sel sehat tersebut adalah zat asing yang bisa membahayakan tubuh.
Jenis Penyakit Autoimun
Penyebab penyakit tersebut, tubuh akan memproduksi antibody yang merusak dan menyerang sel sehat dari dalam tubuh. Autoimun biasanya menyerang wanita yang berada di usia produktif dan penyebabnya berbeda antar penderita.
Apabila tidak segera teratasi dengan baik, penyakit autoimun bisa merusak sel jaringan dalam tubuh manusia. Akibatnya adalah terjadi peradangan sehingga membahayakan gangguan pada organ tubuh lainnya. Berikut ini beberapa contoh penyakit autoimun yang perlu Anda waspadai.
-
Celiac Disease
Penyakit celiac adalah autoimun yang menyerang individu yang intoleran terhadap gluten. Gluten adalah protein yang terdapat dalam bahan makanan gandum, jadi ketika seseorang memakan gluten maka sistem kekebalan tubuh akan langsung bereaksi.
Sistem kekebalan tubuh akan menyerang lapisan usus sehingga menghambat proses penyerapan nutrisi dari makanan. Jika dibiarkan maka akan muncul gejala seperti kembung, kelelahan, diare, dan penurunan berat badan.
Penyebab dari penyakit celiac kini masih belum diketahui lebih lanjut, hanya saja ada beberapa faktor seperti genetik, faktor lingkungan, dan sistem imun. Sistem imun mengira bahwa gluten merupakan zat yang berbahaya sehingga merugikan tubuh.
Adapun pengobatan yang bisa dilakukan adalah vaksinasi karena penderitanya mudah mengalami infeksi. Selain itu, dokter terkadang juga memberikan suplemen mineral dan vitamin apabila penderita mengalami anemia berat.
-
Autoimun Hepatitis
Penyakit autoimun berikutnya adalah autoimun hepatitis yang bisa menyerang hati. Sebagian besar penyakit hepatitis memang menular melalui virus, namun ada juga hepatitis yang muncul pada diri seseorang.
Hepatitis autoimun adalah penyakit peradangan pada hati karena sistem imun langsung menyerang sel hati. Serangan ini bisa terjadi karena adanya gangguan pada sistem kekebalan tubuh yang seharusnya melindungi dari virus.
Sistem imunitas tubuh yang menyerang sel hati bisa menimbulkan peradangan sehingga membutuhkan perawatan medis. Apabila peradangan terjadi maka bisa menimbulkan sirosis pada hati hingga gagal hati.
Gejala autoimun hepatitis sama seperti hepatitis lainnya, namun yang paling umum adalah gampang merasa lelah, munculnya tanda kuning pada tubuh (bagian kulit dan putih mata), warna pucat pada tinja, mual, muntah, dan tidak nafsu makan.
Pengobatan autoimun hepatitis bisa dengan obat-obatan agar bisa mengendalikan penyakit ini. Obat-obatan dapat bekerja untuk melambatkan atau menekan sistem imun ketika terlalu aktif. Penting untuk melakukan pemantauan jangka panjang untuk mengantisipasi kambuhnya penyakit tersebut.
-
Lupus Eritematosus Sistemik
Lupus eritematosus sistemik adalah salah satu penyakit autoimun yang juga perlu diwaspadai. Penderita yang mengalami serangan lupus akan muncul tanda-tanda seperti warna merah di bagian wajah mirip seperti sayap kupu-kupu.
Pada penderita lupus, sistem imunitas malah menyerang jaringan tubuh dan organ-organ yang masih sehat. Penyebab lupus masih belum bisa diketahui secara pasti, hanya saja bisa karena kombinasi lingkungan dan faktor keturunan.
Ada beberapa hal yang memicu terjadinya lupus seperti infesi, obat-obatan tertentu, dan terkena paparan sinar matahari. Gejala umum yang terjadi adalah kaku dan nyeri pada area persendian, mudah lelah, sensitif terhadap sinar matahari, mengalami penurunan berat badan, dan munculnya ruam kulit.
Penyakit ini tidak bisa dicegah dan diobati sehingga pengobatan yang dilakukan hanya untuk mengurangi keluhan gejala serta menghambat perkembangan. Metode pengobatan yang bisa dilakukan adalah menjaga pola hidup sehat, obat-obatan, dan pintar mengelola stress.
Agar terhindar dari penyakit lupus bisa dengan menerapkan pola hidup sehat, menghindari penyebab penyakit lupus, serta melakukan pemeriksaan rutin ke dokter.
-
Guillain Barre Syndrome (GBS)
GBS adalah salah satu penyakit autoimun lain yang menyerang bagian saraf penghubung tulang belakang dan otak. Sebenarnya penyakit ini jarang ditemukan hanya saja bisa menyerang orang dari berbagai kalangan. Namun, lebih sering ditemukan pada orang dewasa dan lanjut usia bahkan rasionya sama untuk laki-laki dan perempuan.
Gejala munculnya penyakit GBS adalah muncul kesemutan pada tangan atau kaki dan disertai dengan rasa nyeri pada bagian punggung atau tungkai. Gejala tersebut bisa menyebabkan kelemahan pada tubuh bahkan bisa membuat kesulitan berjalan.
Kelemahan tersebut bisa menyebabkan otot-otot pernapasan menjadi lemah sehingga berakibat fatal. Ada pasien yang tingkat keparahannya menjadi sangat berat selama dua minggu setelah gejala awal muncul.
Gejala lain yang muncul pada salah satu jenis penyakit autoimun ini adalah melemahnya otot di sekitar mata, mengalami gangguan penglihatan, kesulitan bicara, menelan, dan mengunyah. Selain itu, rasa nyeri juga muncul pada hati dan tangan dan buruk pada malam hari.
-
Psoriasis
Berikutnya adalah psoriasis yang merupakan salah satu autoimun pada kulit. Peradangan tersebut bisa menyebabkan kulit menebal, terasa gatal, gampang terkelupas, dan terasa bersisik. Psoriasis bisa menyerang siapa saja namun lebih sering menyerang bayi karena adanya faktor keturunan.
Peradangan bisa muncul pada kulit kepala, lutut, siku, dan punggung bagian bawah. Gejala yang paling sering terjadi adalah munculnya bercak kemerahan pada bagian kulit tertentu dan strukturnya sedikit menonjol.
Pengobatan psoriasis bisa dengan perawatan topical dengan menggunakan obat krim atau salep dengan kandungan khusus. Kandungan tersebut seperti vitamin D analog, salisilat, dan kortikosteroid.
Selain itu, pengobatan keratolitik juga bisa dilakukan agar bisa mencegah terjadinya penumpukan pada sel kulit mati yang berlebihan. Dokter juga terkadang menyarankan terapi cahaya atau phototherapy yang bertujuan untuk mengendalikan gejala dari penyakit tersebut.
-
Diabetes Tipe 1
Penyakit autoimun berikutnya adalah diabetes tipe 1 yang bisa menghancurkan sel beta yang berada dalam sel pankreas. Sel pada pankreas tersebut berfungsi untuk menghasilkan insulin yang dibutuhkan oleh tubuh.
Insulin memiliki peranan penting dalam mengikat gula dalam darah sehingga membawanya masuk ke sel dan mengubahnya menjadi energi. Apabila sel beta hancur dan tidak bisa menghasilkan insulin lagi, maka gula tidak dapat masuk ke sel.
Hal ini bisa menyebabkan terjadinya penumpukan gula pada darah sehingga kadar gula menjadi melonjak tinggi hingga menyebabkan hiperglikemia. Gejala yang menyebabkan diabetes tipe 1 adalah karena faktor genetika atau keturunan dengan penyakit sama.
Selain itu, tubuh yang terkena infeksi virus juga bisa menyebabkan terjadinya diabetes tipe 1 seperti virus EBV.
-
Multiple Sclerosis
Terakhir adalah multiple sclerosis yang merupakan jenis autoimun yang menyerang lapisan pelindung di area sekitar saraf. Hal ini bisa menyebabkan terjadinya gangguan pada kinerja otak dan saraf tulang belakang.
Sistem kekebalan tubuh bisa menyerang lapisan lemak yang melindungi saraf tersebut. Hal ini menyebabkan terjadinya gangguan komunikasi pada otak dengan seluruh tubuh. Bahkan lebih parahnya lagi bisa mengakibatkan kerusakan sistem saraf permanen.
Ketujun penyakit autoimun di atas perlu diwaspadai gejalanya sehingga penderita harus melakukan pemeriksaan secara rutin dengan dokter. Pengobatan juga dilakukan agar gejala penyakit tidak memburuk.