Moccaapedia – Anak berkebutuhan khusus juga memiliki hak mendapatkan pendidikan di Indonesia melalui sekolah luar biasa. Kegiatan pembelajaran anak berkebutuhan khusus juga berbeda dari anak lain dengan kurikulum adaptif. Kurikulum adaptif untuk siswa berkebutuhan khusus akan membantu kegiatan pembelajaran.
Kurikulum ini jelas berbeda dengan yang ada di sekolah umum. Maksud dari kurikulum adaptif adalah kurikulum yang sudah termodifikasi sehingga sesuai dengan kebutuhan lembaga pendidikan tersebut. Penerapan kurikulum adaptif adalah karena keterbatasan peserta didik.
Kurikulum Adaptif untuk Siswa Berkebutuhan Khusus
Terdapat empat model kemungkinan dalam mengembangkan kurikulum adaptif untuk anak berkebutuhan khusus. Keempat model tersebut adalah model omisi, model substitusi, model modifikasi, dan model duplikasi.
-
Model Omisi
Omisi adalah menghilangkan atau menghapus yang berarti model kurikulum yang berupaya untuk menghapus sesuatu dari kurikulum tersebut baik sebagian maupun keseluruhan. Hal ini karena aktivitas pembelajaran tersebut tidak bisa Anda terapkan karena keterbatasan peserta didik.
Artinya pengajar tidak akan memberikan atau menyampaikan sesuatu dalam kurikulum tersebut karena sifatnya terlalu rumit atau peserta didik tidak bisa melakukannya. Selain itu, pada model omisi tidak terdapat materi pengganti untuk bagian yang terhapus.
-
Model Substitusi
Penerapan kurikulum adaptif untuk siswa berkebutuhan khusus berikutnya adalah model substitusi yaitu model pengganti dengan kurikulum yang tidak bisa Anda terapkan. Penggantian tersebut terjadi karena peserta didik tidak dapat melakukannya atau ada hal lain yang menghambat.
Tentu saja guru perlu mencari pengganti bagian kurikulum yang memiliki bobot sama. Model substitusi yang dapat terjadi adalah pada proses pembelajaran, evaluasi, materi, dan tujuan pembelajaran.
-
Model Modifikasi
Berikutnya adalah model modifikasi yaitu dengan menyesuaikan atau merubah agar peserta didik bisa mengikuti kegiatan pembelajaran. Kurikulum modifikasi adalah kurikulum yang sudah disesuaikan untuk peserta didik berkebutuhan khusus.
Jadi yang awalnya didesain untuk siswa kelas reguler, kemudian guru memodifikasinya untuk siswa dengan kebutuhan khusus. Dengan begitu peserta didik akan lebih mudah untuk mengikuti pembelajaran.
Adapun hal-hal yang biasa dimodifikasi oleh guru adalah tujuan, proses, evaluasi, dan materi sehingga peserta didik tidak akan kebingungan saat menerima materi.
-
Model Duplikasi
Model duplikasi juga menjadi salah satu model dalam kurikulum adaptif untuk siswa berkebutuhan khusus. Arti dari kata duplikasi adalah salinan serupa dengan aslinya, jadi model duplikasi adalah mengembangkan kurikulum reguler dengan menyesuaikan pada kondisi di sekolah.
Jadi, siswa berkebutuhan khusus bisa menggunakan kurikulum yang sama dengan siswa reguler. Ada 4 hal yang bisa Anda duplikasi sebagai guru yaitu kegiatan evaluasi, proses, isi, dan tujuan pembelajaran.
Kategori Kurikulum Adaptif
Selain itu terdapat pembagian kategori kurikulum adaptif yang diterapkan di lapangan, berikut penjelasan selengkapnya.
-
Kurikulum bagi ABK Tidak Mengalami Hambatan Kecerdasan
Siswa yang termasuk dalam kategori ini seperti tunarungu, tunadaksa, tunanetra dll hanya membutuhkan sedikit modifikasi dalam kurikulum.
-
Kurikulum Bagi Siswa dengan Kebutuhan Khusus yang Mengalami Hambatan Kecerdasan
Berikutnya adalah kurikulum yang diterapkan pada ABK apabila mengalami hambatan kecerdasan seperti anak-anak tunagrahita atau mengalami kelainan. Maka lembaga pendidikan perlu memodifikasi hampir keseluruhan komponen pembelajaran agar mereka bisa menerima pelajaran dengan baik.
Penerapan kurikulum adaptif untuk siswa berkebutuhan khusus di lingkungan pendidikan adalah hal penting yang harus diperhatikan oleh guru dan lembaga pendidikan. Hal ini karena anak-anak berkebutuhan khusus tetap mendapatkan hak untuk mengenyam pendidikan setinggi mungkin.
